Won Bin dan Sooyong merupakan teman lama yang baru saja bertemu di café. Mereka membicarakan bisnis fashion.
Won Bin : Hi, Sooyong! How are you?
Sooyong: Of course, I am fine. How about you?
Won Bin : Same, I am fine too. Now where do you live?
Sooyong : I am still living in Jakarta. But this time I was busy with my fashion business in Singapore. How about you?
Won Bin : Fashion business?! Sound very interesting. Will you tell me more about your business?
Sooyong : Of course. I am currently in the business field such as fashion boutiques. I just open a boutique in Singapore now.
Won Bin : What about your family who live in Indonesia?
Sooyong : My parents support me, they told me to focus in boutique in Singapore. How about you?
Won Bin: Okay, now I'm living my job as a supervisor of IT company in Singapore.
Sooyong: How long have you worked there and how the family in Indonesia?
Won Bin : Almost 3 years in Singapore. My family keeps support me. I got a permit from the office to be able to go home every month.
Minggu, 19 Oktober 2014
Sabtu, 11 Oktober 2014
Apa yang anda harapkan kedepannya dengan adanya telematika di indonesia ?
Harapkan
saya dengan adanya Telematika di Indonesia terus lah berkembang dan berinovasi
agar mampu menyaingi negara – negara yang terkenal akan
kecanggihannya, semakin baik dalam pemanfaatan, keamanan, serta menyampaikan
informasi agar telematika di Indonesia lebih baik lagi karena seperti yang
telah diketahui adanya Telematika sangat berpengaruh sekali dengan kehidupan
manusia saat ini kapan pun dan dimana pun. Karena disini telematika mempunyai
tujuan yang dapat digaris bawahi yaitu digunakan agar dapat mempermudah
mendapatkan suatu informasi dengan waktu yang singkat tanpa adanya kendala
dalam segi manapun contohnya jarak pengiriman informasi dengan jarak yang jauh,
mentransmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan
seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaan suara (telepon,
musik), huruf, gambar dan data atau kombinasi-kombinasinya
melalui media elektromagnetik. Tetapi dalam hal ini selain ada dampak positif,
ada juga dampak negatif dari adanya kemunculan telematika, dimana apabila
digunakan oleh orang yang kurang bijak, ataupun anak-anak dapat diselewangkan
dengan mencari sesuatu hal yang berbau seperti menyebarkan kabar berita yang tidak
benar adanya tentang seseorang, sehingga justru kabar berita tersebut akan
menimbulkan fitnah, serta terkadang masyrakat juga menyalahgunakan dengan
adanya Telematika saat ini seperti dengan ingin mengetahui keberadaannya
foto-foto atau video porno, atu hal-hal yang menyalahi norma yang ada hanya
untuk melihat ataupun mengunduhnya, karena hal tersebut telah menyalahi norma
agama maupun kesusilaan yang dianut oleh negara kita yang terkenal dengan adat
ketimurannya. Kemudian perlu adanya Peningkatan pengembangan infrastruktur
di seluruh wilayah Indonesia secara merata, membangun wireline broadband secara
luas, pemasyarakatan penggunaan software open source agar dapat digunakan pada
seluruh masyarakat Indonesia disegala lapisan agar tidak terkikis oleh perkembangan
zaman.
Asal Mula Kata TELEMATIKA
Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology).
Salah satu milis internet Indonesia terbesar adalah milis Telematika. Dari milis inipun tidak ada penjelasan mengapa milis ini bernama telematika, yang jelas arsip pertama kali tercatat dikirimkan pada tanggal 15 Juli 1999. Dari hasil pencarian di arsip mailing list Telematika saya menemukan salah satu ulir diskusi menarik (membutuhkan login) tentang penamaan Telematika yang dikirimkan oleh Paulus Bambang Wirawan.
…Untuk mengerti makna TELEMATIKA yang menurut pak Moedjiono yang merupakan konvergensi dari
Tele=”Telekomunikasi”,
ma=”Multimedia” dan
tika=”Informatika”
kita perlu perhatikan perbedaan antara BIDANG ILMU.
Sementara dari hasil membaca Pengantar Telematika pada Mata Kuliah Hukum Telematika Universitas Indonesia tertulis sebagai berikut :
Dalam perkembangannya istilah Media dalam TELEMATIKA berkembang menjadi wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar istilah Teknologi Informasi (TI), TELEMATIKA, MULTIMEDIA, maupun Information and Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.
Jika membaca dari kedua tulisan diatas saya bisa menyimpulkan bahwa sampai saat ini kepanjangan Telematika masih rancu antara “Telekomunikasi dan Informatika” ataukah “Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika”. Saya sendiri dalam percakapan sehari-hari saya lebih sering menggunakan kata “IT” daripada Telematika ataupun ICT. Ataukah memang sudah seharusnya kita menggunakan kata Telematika untuk menggantikan kata IT ataupun ICT? Namun rasanya, kok terlalu dipaksakan ya, jika kita sendiri masih belum mengerti makna sesungguhnya.
Nah pertanyaannya sekarang, siapakah yang mencetuskan pertama kali kata-kata telematika di Indonesia? Orang ini harus bertanggung jawab untuk menjelaskan alasan dulunya di adopsi. Ini pertanyaan besar buat saya :)
Sumber:
http://dgk.or.id/archives/2006/03/30/asal-mula-kata-telematika/
Perkembangan Telematika Sebelum dan Sesudah Internet Muncul
Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan.Dalam latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.
Di periode pra satelit (sebelum
tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih
terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI)
lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat
perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan
perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI
melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan
jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah
dengan rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat. Sedangkan telepon pada
masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk
membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon
dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai
pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator
tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio –
radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970
yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.Periode awal
tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia,
para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”.
Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang
manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open
Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia –
termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan
bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi
ekonomi dan politi di Indonesia.Tercatat
bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia
dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan
menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu
pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra
telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan
kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon
beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada
saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari
perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain
bagi Indonesia.
Keleluasaan barulah bisa
dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke
Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia,
melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun
inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum
berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan
memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim
kita pakai sebelumnya.Badan
penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula
hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV
di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962
yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka
melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa
menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan
sebagai hari jadi TVRI.Terdorong
oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama
kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio
yang berukuran 9×11 meter dan tanpa akustik yang memadai. Acaranya
terbatas, hanya berupa permainan piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan
pengaruh acara Alex Leo.
Lebih setahun setelah siaran
pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan
TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara
lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass
communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik
daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis
Indonesia pada khususnya.Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise.Jadi
sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal
telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih
dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau
pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel
Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.
Gagasan tentang peluncuran
satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal
muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut
WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).
Pada konferensi itu di tampilkan
pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan
inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan
domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar
belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI.
Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran
satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan
antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di
sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke
masyarakat luas melalui TV, satelit juga menguntungkan secara ekonomi.Komunikasi
tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan
mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili.
Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976
pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari
perusahaan NASA dan Hughes.
Kejadian ini diresmikan juga
melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16
Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat
tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu
merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh
pemerintah. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah
mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat
luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah
nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit
teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.
Langganan:
Postingan (Atom)