Selasa, 24 Desember 2013

cerpen tentang diri sendiri

          Pertama saya ingin mengenalkan diri saya , nama saya deni kurniawan , saya anak ke3 dari 3 bersaudara ,  saya lahir di jakarta 15 desember 1992 . alamat saya di jl.pondok baru kelurahan cijantung kecamatan pasar rebo kotamadya jakarta timur .
           pendidikan saya dulu saya TK di Al-Qariah , dilanjutkan SD di  SDN 05 Pagi cijantung , setelah lulus SD saya melanjutkan di  SMPN 217 NEGERI Jakarta timur yang berada engga jauh dari SD saya waktu itu yang bertempat di Jl.Kamboja , setelah lulus SMP saya bersekolah di SMA swasta yang ada di daerah Kalisari/Pekayon Tepat nya di SMA/SMK BUDHIWARMAN 2 JAKARTA TIMUR.
           Setelah Saya Lulus dengan Nilai yang cukup baik saya melanjutkan untuk meneruskan pendidikan saya yaitu Pendidikan Jenjang Perkuliahan , saya Kuliah di UNIVERSITAS GUNADARMA , yang berlokasi di Jl.akses UI Depok , dan saya sangat bangga bisa kuliah / melanjutkan pendidikan yang sedang saya jalani , saya kuliah di gunadarma mengambil jurusan sistem informasi fakultas ilmu komputer
         itulah cerita pendek tentang pendidikan diri saya, saya ini hoby nya menggambar , saya sangat senang menggambar karena gambar adalah karya seni , saya sangat senang dengan seni . karena dengan seni saya bangga bisa menghasilkan karya karya yang bisa dilihat orang / dinikmati banyak orang
         sewaktu saya masih sekolah di SMA Budhiwarman saya sangat bangga saya di beri kepercayaan untuk melatih Eksul Graffity , dimana waktu itu Graffity sangat tenar pada masa nya , Graffity itu adalah karya seni gambar dimana objek nya adalah tembok ,papan dan dimana saja bisa ,

        menggambar graffity itu kita harus mempersiapkan sketsa terlebih dahulu , agar kita tau apa konsep yang ingin kita buat , alat yang paling penting itu adalah cat semprot / pilox . dan itu adalah pengalaman saya / hoby saya yang saya sangat banggakan diberikan karunia oleh allah swt bisa menggambar dan memberikan pelajar kepada adik adik kelas di waktu saya masih menggunakan seragam abu abu , hehe , demikian lah cerita pendek tentang diri saya bila ada kata kata yang salah saya mohon maaf, terimakasih
      •     Pengertian Kerangka Karangan

        Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.


        B.      Manfaat Kerangka Karangan

        Adapun manfaat kerangka karangan secara umum adalah untuk menyusun karangan secara teratur. Selain itu ada beberapa manfaat kerangka karangan, antara lain :

        a.    Mempermudah pembahasan tulisan.

        b.    Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.

        c.    Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.

        d.   Memudahkan penulis mencari materi tambahan.

        e.    Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.

        f.     Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.

        Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya. Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan dipertimbangkan secara menyeluruh.


        C.      Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik

             Adapun syarat-syarat kerangka karangan yang baik antara lain :

        a.    Pengungkapan maksudnya harus jelas.

        b.    Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.

        c.    Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.

        d.   Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten. 


        D.  Macam-macam Susunan Kerangka Karangan

              Ada beberapa macam-macam susunan kerangka karangan , antara lain :

        1.      Alamiah

        Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan nyata di alam. Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :

        a)      Berdasarkan urutan ruang.

        Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan ruang / tempat : dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan geografis.

        Contoh a :

        Topik : Banjir.

        Tujuan : Untuk mengetahui lokasi banjir.

        Tema : Beberapa lokasi banjir di dunia.

        I.  BANJIR YANG TERJADI DI LUAR INDONESIA

              A. Banjir di Asia

                                      1. Banjir di China.

                          2. Banjir di Taiwan.

          B. Banjir di Eropa

                                      1. Banjir di Belanda.

                                      2. Banjir di Inggris.

        II. BANJIR YANG TERJADI DI INDONESIA.

        A. Banjir di Pulau Jawa

            1. Banjir di DKI Jakarta.

            2. Banjir di Pacitan.

        B. Banjir di luar Pulau Jawa

           1. Banjir di Papua Barat.

           2. Banjir di Padang.

        b)      Berdasarkan urutan waktu.

        Bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setiap peristiwa hanya menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain.

        Contoh b :

        Topik: masyarakat

        Tujuan: untuk mengetahui perkembangan masyarakat

        Tema: Perkembangan masyarakat  dari zaman ke zaman.

        I.  MASYARAKAT PEMBURU DAN PERAMU

             A. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Dunia

             B. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Indonesia

                1. Di Irian

                2. Di Kepulauan Mentawai

        II.  MASYARAKAT PETANI DAN PETERNAK

             A. Masyarakat Petani  dan Peramu di Dunia

             B. Masyarakat Petani dan Peternak di Indonesia

                 1. Masyarakat petani di Pulau Jawa

                 2. Masyarakat peternak di Nusa TenggaraTimur

        III. MASYARAKAT INDUSTRI

             A. Masyarakat Industri Modern

             B. Masyarakat Industri Canggih


        c)      Berdasarkan urutan topic yang ada.

        Bagian-bagian diterangkan tanpa memasalahkan mana yang penting. Misal, laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran, bagian-bagian dalam sebuah lembaga, dll.

        Contoh c :

        Topik: Hutan

        Tujuan: Untuk mengetahui pemanfaatan hutan

        Tema: Pemanfaatan hutan.

        I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH

            A. Mencegah Erosi

            B. Mengurangi Polusi

               1. Polusi Udara

               2. Polusi Suara

              C. Sebagai Hutan Lindung

        II. MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS

           A. Hutan Tanaman Industri

           B. Hutan untuk Rekreasi

           C. Hutan untuk Penelitian


        2.      Logis

        Merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Untuk susunan logis, dibagi berdasarkan :

        a)      Klimaks-Anti klimaks

        Anggapan bahwa posisi tertentu dari sebuah rangkaian merupakan posisi yang paling penting. Terdiri dari dua :

        1.      Urutan klimaks = yang penting di akhir.

        2.      Urutan antiklimaks = yang penting di awal.

        Model ini hanya efektif untuk menguraikan sesuatu yang berhubungan dengan hirarki misalnya urutan pemerintahan.

        Contoh a:

        Topik: Banjir

        Tujuan: Untuk mengetahui akibat banjir

        Tema: Banjir dan akibatnya

        I. MUSIM PENGHUJAN MULAI

        II.PENGGUNDULAN HUTAN

        III. EROSI DI MANA-MANA

        IV. PENDANGKALAN SUNGAI

        V. MUSIBAH BANJIR

        VI. PENDERITAAN MASYARAKAT


        b)      Umum-Khusus

        1.      Umum  – khusus : Hal besar diperinci ke  hal- hal yang lebih kecil atau bagian-bagiannya. Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu  suku-suku dan kebudayaannya.

        2.      Khusus  – Umum : Sebaliknya.

        Contoh b :

        Topik: Pendidikan

        Tujuan: Untuk mengetahui pendidikan di masyarakat

        Tema: Pendidikan di masyarakat

        I.   PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT SECARA UMUM

        II.  PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAAN

        III. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT PEDESAAN

        IV. PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDA

        c)      Sebab-Akibat

        1.       Sebab ke  akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian akan akibat-akibat yang mungkin  terjadi. Misal ; penulisan sejarah, berbagai  persoalan sosial : kerusakan hutan, perubahan  cuaca global.

        2.      Akibat ke  sebab : masalah tertentu sebagai akibat, diikuti perincian sebab-sebab yang  menimbulkannya. Misal : Krisis multidimensi di  Indonesia.

        Contoh c :

        Topik:  Premanisme di Jakarta

        I. PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDAT

        II. INDUSTRI TUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKA

        III. LAPANGAN KERJA MENCIUT

        IV. MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAH


        d)     Proses

        Dimulai  dari penyajian masalah sampai penulisan kesimpulan  umum atau solusi.

         Contoh: Banjir di Jakarta,  penyebabnya dan alternatif penyelesaiannya.

        Sistem Penomoran pada Kerangka Karangan

        Ada dua cara :

        1. Sistem Campuran Huruf dan Angka.

        I  . Angka Romawi Besar untuk BAB

            A. Huruf Romawi Besar untuk Sub Bab

                1. Angka Arab besar

                  a. Huruf Romawi Kecil

                  i. Angka Romawi Kecil

                  (a) Huruf Romawi Kecil Berkurung

                  (1) Angka Arab Berkurung

        Contoh 1 :

        I.   Pendahuluan

        II.  Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia

             A.  Bukti-Bukti dari Sensus 2000

             B.  Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995

             C.  Studi Kasus di Lampung

                 1. Pengukuran Fertilitas

                 2. Penyebab Perbedaan fertilitas

                     a. Retaknya Perkawinan

                     b. Abstinensi Setelah Melahirkan

                     c. Perbedaan Fekunditas

        III. Kesimpulan


        2. Sistem Angka Arab (dengan digit).

        1.

        1.1

        1.1.1

        1.1.1.1

        2.

        2.1

        2.1.1

        dst.

        Contoh 2 :

        1.  Pendahuluan

        2.  Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia

            2.1. Bukti-Bukti dari Sensus 2000

            2.2. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995

            2.3. Studi Kasus di Lampung

                  2.3.1. Pengukuran Fertilitas

                  2.3.2. Penyebab Perbedaan fertilitas

                     2.3.2.1. Retaknya Perkawinan

                     2.3.2.2. Abstinensi Setelah Melahirkan

                     2.3.2.3. Perbedaan Fekunditas

        3. Kesimpulan


        E.      Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Karangan

        Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan, berikut langkah-langkahnya, antara lain :

        1.  Menentukan tema dan judul

        Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis. Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :

        a.  Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.

        b.  Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.

        c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

        Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.


        2.  Mengumpulkan bahan

        Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan. Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.


        3.  Menyeleksi bahan

        Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya :

        a. Catat hal penting semampunya.

        b. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.

        c. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.


        4.  Membuat kerangka

        Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. Fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. Sedangkan karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang tidak mungkin terjadi. Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

        Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :

        a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul).

        b. Mengatur urutan gagasan.

        c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.

        d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

        Merangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)


        5.  Mengembangkan kerangka karangan
        Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.



         Sumber :




Jumat, 08 November 2013

tugas sofkil sebuah tulisan benda yang disayang

 



Motor Drag itu adalah motor balap yang menggunakan jalur / trak lurus , Motor drag identik dengan balapan liar , tidak semua motor drag itu adalah motor untuk balapan liar , Drag Race adalah ajang balapan trek lurus yang diawali dengan START dan FINISH di 201 Meter , ajang dunia balap sudah cukup mewabah di kalangan anak muda , maka di artikel saya ingin memberi tahu bahwa motor drag itu tidak hanya ada di balapan liar , banyak sekarang motor drag sudah ada di balapan Resmi untuk acara Drag Bike , jadi maka dari itu saya menyayangi motor drag itu , saya sayang / suka terhadap motor drag karena membutuhkan andernalin pada saat balapan dan penuh keberanian untuk mengendarai motor drag itu

Kalimat efektif dan kalimat turunan

Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
6.Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
 KALIMAT  TURUNAN
Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut.

Jenis imbuhan

Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:

1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
    a. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
    b. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan –nya

2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
    a. ber-an dan ber-i
    b. di-kan dan di-i
    c. diper-kan dan diper-i
    d. ke-an dan ke-i
    e. me-kan dan me-i
    f. memper-kan dan memper-i
    g. pe-an dan pe-i
    h. per-an dan per-i
    i. se-nya
    j. ter-kan dan ter-i

3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
    a. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
    b. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.

Awalan me-

Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:

1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh →             meluluh, me- + makan → memakan.
2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.

Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:

1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.

Aturan khusus

Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:

1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
3. pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)
sumber:
http://anjarpras.blogspot.com/2011/10/kalimat-efektif.html 
refrensi
http://herlambangprasetyo.blogspot.com/2011/10/pengertian-diksi-kalimat-efektif.html
http://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macam-macamnya/
About these ads