- Pengertian Kerangka KaranganKerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.B. Manfaat Kerangka KaranganAdapun manfaat kerangka karangan secara umum adalah untuk menyusun karangan secara teratur. Selain itu ada beberapa manfaat kerangka karangan, antara lain :a. Mempermudah pembahasan tulisan.b. Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.c. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.d. Memudahkan penulis mencari materi tambahan.e. Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.f. Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya. Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan dipertimbangkan secara menyeluruh.C. Syarat-syarat Kerangka Karangan yang BaikAdapun syarat-syarat kerangka karangan yang baik antara lain :a. Pengungkapan maksudnya harus jelas.b. Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.d. Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.D. Macam-macam Susunan Kerangka KaranganAda beberapa macam-macam susunan kerangka karangan , antara lain :1. AlamiahSuatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan nyata di alam. Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :a) Berdasarkan urutan ruang.Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan ruang / tempat : dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan geografis.Contoh a :Topik : Banjir.Tujuan : Untuk mengetahui lokasi banjir.Tema : Beberapa lokasi banjir di dunia.I. BANJIR YANG TERJADI DI LUAR INDONESIAA. Banjir di Asia1. Banjir di China.2. Banjir di Taiwan.B. Banjir di Eropa1. Banjir di Belanda.2. Banjir di Inggris.II. BANJIR YANG TERJADI DI INDONESIA.A. Banjir di Pulau Jawa1. Banjir di DKI Jakarta.2. Banjir di Pacitan.B. Banjir di luar Pulau Jawa1. Banjir di Papua Barat.2. Banjir di Padang.b) Berdasarkan urutan waktu.Bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setiap peristiwa hanya menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain.Contoh b :Topik: masyarakatTujuan: untuk mengetahui perkembangan masyarakatTema: Perkembangan masyarakat dari zaman ke zaman.I. MASYARAKAT PEMBURU DAN PERAMUA. Masyarakat Pemburu dan Peramu di DuniaB. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Indonesia1. Di Irian2. Di Kepulauan MentawaiII. MASYARAKAT PETANI DAN PETERNAKA. Masyarakat Petani dan Peramu di DuniaB. Masyarakat Petani dan Peternak di Indonesia1. Masyarakat petani di Pulau Jawa2. Masyarakat peternak di Nusa TenggaraTimurIII. MASYARAKAT INDUSTRIA. Masyarakat Industri ModernB. Masyarakat Industri Canggihc) Berdasarkan urutan topic yang ada.Bagian-bagian diterangkan tanpa memasalahkan mana yang penting. Misal, laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran, bagian-bagian dalam sebuah lembaga, dll.Contoh c :Topik: HutanTujuan: Untuk mengetahui pemanfaatan hutanTema: Pemanfaatan hutan.I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAHA. Mencegah ErosiB. Mengurangi Polusi1. Polusi Udara2. Polusi SuaraC. Sebagai Hutan LindungII. MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMISA. Hutan Tanaman IndustriB. Hutan untuk RekreasiC. Hutan untuk Penelitian2. LogisMerupakan unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Untuk susunan logis, dibagi berdasarkan :a) Klimaks-Anti klimaksAnggapan bahwa posisi tertentu dari sebuah rangkaian merupakan posisi yang paling penting. Terdiri dari dua :1. Urutan klimaks = yang penting di akhir.2. Urutan antiklimaks = yang penting di awal.Model ini hanya efektif untuk menguraikan sesuatu yang berhubungan dengan hirarki misalnya urutan pemerintahan.Contoh a:Topik: BanjirTujuan: Untuk mengetahui akibat banjirTema: Banjir dan akibatnyaI. MUSIM PENGHUJAN MULAIII.PENGGUNDULAN HUTANIII. EROSI DI MANA-MANAIV. PENDANGKALAN SUNGAIV. MUSIBAH BANJIRVI. PENDERITAAN MASYARAKATb) Umum-Khusus1. Umum – khusus : Hal besar diperinci ke hal- hal yang lebih kecil atau bagian-bagiannya. Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu suku-suku dan kebudayaannya.2. Khusus – Umum : Sebaliknya.Contoh b :Topik: PendidikanTujuan: Untuk mengetahui pendidikan di masyarakatTema: Pendidikan di masyarakatI. PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT SECARA UMUMII. PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAANIII. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT PEDESAANIV. PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDAc) Sebab-Akibat1. Sebab ke akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian akan akibat-akibat yang mungkin terjadi. Misal ; penulisan sejarah, berbagai persoalan sosial : kerusakan hutan, perubahan cuaca global.2. Akibat ke sebab : masalah tertentu sebagai akibat, diikuti perincian sebab-sebab yang menimbulkannya. Misal : Krisis multidimensi di Indonesia.Contoh c :Topik: Premanisme di JakartaI. PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDATII. INDUSTRI TUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKAIII. LAPANGAN KERJA MENCIUTIV. MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAHd) ProsesDimulai dari penyajian masalah sampai penulisan kesimpulan umum atau solusi.Contoh: Banjir di Jakarta, penyebabnya dan alternatif penyelesaiannya.Sistem Penomoran pada Kerangka KaranganAda dua cara :1. Sistem Campuran Huruf dan Angka.I . Angka Romawi Besar untuk BABA. Huruf Romawi Besar untuk Sub Bab1. Angka Arab besara. Huruf Romawi Kecili. Angka Romawi Kecil(a) Huruf Romawi Kecil Berkurung(1) Angka Arab BerkurungContoh 1 :I. PendahuluanII. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di IndonesiaA. Bukti-Bukti dari Sensus 2000B. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995C. Studi Kasus di Lampung1. Pengukuran Fertilitas2. Penyebab Perbedaan fertilitasa. Retaknya Perkawinanb. Abstinensi Setelah Melahirkanc. Perbedaan FekunditasIII. Kesimpulan2. Sistem Angka Arab (dengan digit).1.1.11.1.11.1.1.12.2.12.1.1dst.Contoh 2 :1. Pendahuluan2. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia2.1. Bukti-Bukti dari Sensus 20002.2. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 19952.3. Studi Kasus di Lampung2.3.1. Pengukuran Fertilitas2.3.2. Penyebab Perbedaan fertilitas2.3.2.1. Retaknya Perkawinan2.3.2.2. Abstinensi Setelah Melahirkan2.3.2.3. Perbedaan Fekunditas3. KesimpulanE. Langkah-Langkah Menyusun Kerangka KaranganPada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan, berikut langkah-langkahnya, antara lain :1. Menentukan tema dan judulSebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis. Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :a. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.2. Mengumpulkan bahanSetelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan. Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.3. Menyeleksi bahanSetelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya :a. Catat hal penting semampunya.b. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.c. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.4. Membuat kerangkaAda 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. Fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. Sedangkan karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang tidak mungkin terjadi. Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul).b. Mengatur urutan gagasan.c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkapMerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)5. Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.Sumber :
Selasa, 24 Desember 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar